I had to wander, I had to go tread my own path
Even if I don't stay .. Everything will be okay
- Everything Will Be OK by G-Eazy ft. Kehlani -
===========
Di saat Runa selesai bercerita penuh semangat mengenai Kashimoto Shingo dan sedikit menyempilkan Ichinose Yuza, Reiko memperhatikan sahabatnya itu dan bertanya, "Ru-chan ... apakah kau ... sebenarnya menyukai Shingo-san?"
Mendengar tembakan pertanyaan dari Reiko, segera saja Runa terdiam dan wajahnya mulai merona, tapi kemudian dia mulai menjawab meski terbata-bata, "U-um, kata siapa aku ... aku menyukai dia. Aku ... aku kan hanya menceritakan tentang ... um ... latar belakang dia."
"Hi hi!" Reiko tak bisa menahan tawa kecilnya ketika melihat sang sahabat malah tampak salah tingkah. Ini berbeda ketika kemarin dia menanyakan hal serupa pada Runa mengenai Ichinose Yuza. Tanggapan Runa masih datar saja saat itu. Tapi sekarang ....
"Rei-chan, jangan seenaknya menuduh." Runa pun langsung membalikkan tubuhnya memunggungi Reiko.
Ini semakin mengukuhkan keyakinan Reiko bahwa sahabatnya itu menyukai Kashimoto Shingo. Jika sebelumnya dia mengira Runa suka dengan Ichinose Yuza, kini ia yakin bahwa lelaki yang sebenarnya disukai Runa adalah Kashimoto Shingo.
"Ru-chan ... tidak apa-apa loh kalau memang kau menyukai Shingo-san. Tak perlu malu begitu." Reiko memeluk tubuh sahabatnya dari belakang dan menggelitiki pinggang Runa.
Runa tak tahan dan tertawa cekikikan, lalu mencubit punggung tangan Reiko. "Sudah, sudah, ayo tidur!"
"Umh!" Reiko mengangguk dan mereka pun bersama-sama mulai memejamkan mata karena ini sudah jam 2 malam.
Esok harinya, seperti biasa, Reiko akan terbangun jam 6 karena alarm yang ada di ponselnya. Setelah mematikan alarm tersebut agar tidak mengusik tidur Runa, dia pun bergegas keluar kamar untuk membantu Bu Sayuki menyapu halaman seperti sebelumnya.
Anehnya, kali ini sikap Bu Sayuki terlihat lebih ramah daripada hari kemarin. "Ahh, Reiko, sudah bangun, yah! Tolong bantu sapu halaman, yah!" Dan Beliau menyertakan senyumnya saat berkata demikian.
Meski terheran-heran dengan perubahan sikap Bu Sayuki, Reiko tetap mengangguk. Dalam hatinya dia bersyukur bahwa sekarang ibu sahabatnya telah bisa menerima dia dan bersikap menyenangkan. Yah, mungkin ini karena Reiko sering membantu beliau dengan tulus, sehingga hati Bu Sayuki mulai tergerak.
Yah, bukankah itu sesuatu yang baik?
Sepanjang hari ini, sikap Bu Sayuki pada Reiko benar-benar baik, kebalikan dengan hari kemarin saat Beliau dengan galaknya memerintah ini dan itu pada gadis itu.
Sekarang, jika ingin menyuruh Reiko, Bu Sayuki melakukannya dengan suara lembut dan seperti memohon. Mana mungkin hati Reiko tidak tergerak dan luluh mendapati sikap demikian dari wanita yang pada dasarnya berkarakter galak serta tegas ini?
Bahkan, tatkala Reiko ikut ke pasar jajan untuk membantu Bu Sayuki berjualan, Beliau kerap melakukan hal-hal manis pada Reiko.
"Reiko, kau sepertinya sudah lelah, sana duduk dulu, biar Ibu dan Tomo saja yang menggoreng."
"Reiko, kau ingin jus dingin? Sana, ambil saja di kotak pendingin, yah!"
"Reiko, sana pergi jalan-jalan dan belilah sesuatu dengan Runa."
Sepanjang malam di pasar itu, Reiko sungguh diperlakukan bagai anak emas oleh Bu Sayuki. Bahkan ketika Tomoda hendak mendekati Reiko, Bu Sayuki akan memukul putranya dan menyuruh Tomoda untuk fokus bekerja yang benar.
"Rei-chan, sepertinya kau sekarang sudah jadi anak emasnya ibu," celoteh Runa sambil dia berdiri di depan lapak milik Kashimoto Shingo.
"Ehh? Begitukah?" Reiko agak terkejut sampai Runa bisa mengatakan hal demikian. Apakah memang terlalu kentara soal itu?
"Umh!" Runa mengangguk tegas dan melanjutkan, "Kau tahu sendiri kan bagaimana ibuku? Dia galak dan kadang menyebalkan kalau sudah bossy! Tapi sekarang, mendadak kamu menjadi anak emasnya. Ugh, aku sepertinya tersingkir."
"Ehh! Ru-Ru-chan! Maaf! Aku ... aku tak tahu harus bagaimana!" Reiko tak enak hati kalau sampai anak kandung dari Bu Sayuki merasa disingkirkan gara-gara dia.
"Ha ha ha! Kenapa kau ini mudah dibohongi, sih?" Runa pun tertawa. "Aku hanya menggodamu. Tentu saja aku lega dan senang melihat ibu mulai bersikap baik padamu. Dengan begitu, aku bisa lega jika nanti aku kembali ke kampus."
"Apakah kau akan kembali ke kampus dalam waktu dekat ini, Ru-chan?" Reiko seketika merasa cemas.
"Umh!" Runa mengangguk. "Minggu depan aku harus kembali ke kampus. Dan karena itu cukup jauh dari rumah, aku diharuskan masuk ke asramanya."
Mendengar itu, hati Reiko serasa jatuh. Apakah itu artinya dia sebentar lagi harus berpisah dari Runa? Universitas yang dimasuki Runa merupakan universitas bergengsi di Kanagawa dan termasuk salah satu universitas khusus wanita dan memiliki asrama.
Nikaido, itu memang daerah cukup jauh dari rumah Runa. Dan untuk menghemat biaya, pasti Bu Sayuki akan menyuruh putrinya untuk tinggal di asrama kampus saja daripada pulang pergi ke rumah.
Dan tentu saja, sebagai orang luar yang tidak berkuliah di sana, tidak mungkin Reiko diijinkan untuk tinggal bersama Runa di asrama kampus.
"Kenapa, Rei-chan?" tanya Runa ketika melihat wajah muram sahabatnya.
"Aku ... um, apakah itu artinya kita tidak bisa bersama?" Reiko sedih. Padahal dia baru saja bertemu Runa, sahabat baiknya di masa sekolah dan juga ... dia belum mendapatkan pekerjaan untuk mencari tempat tinggal sendiri.
"Ohh, kalau itu, kau tak perlu sedih. Aku sudah berbicara baik-baik pada ibu dan dia berkata kau bisa tetap menginap di rumahku. Nanti setiap akhir pekan, aku pasti akan pulang, jangan khawatir." Runa sepertinya memahami apa yang mengganjal di pikiran Reiko.
"Runa-san sudah akan masuk kuliah lagi, yah!" Tiba-tiba, suara Kashimoto Shingo mengalun mencapai pendengaran kedua gadis yang sedang menunggu dia selesai memasak okonomiyaki.
Runa mengangguk ke Shingo dan berkata, "Iya, libur musim panas sudah hampir usai, makanya kampus dan sekolah-sekolah lainnya juga sudah akan memulai beroperasi lagi."
"Sepertinya kehidupan perkuliahan itu sangat semarak dan menyenangkan, yah!" Tak disangka-sangka, muncul pernyataan semacam itu dari Shingo.
"Ehh? Apakah Shingo-san ...." Reiko tak bisa menahan diri dan dia sadar ucapannya sedikit tidak pantas, maka dari itu dia menggantungnya tepat pada waktu yang seharusnya.
"Ahh, iya, aku hanya bersekolah sampai SMA saja, dan akhirnya membantu orang tua berjualan di sini dan akhirnya aku yang meneruskan usaha okonomiyaki ini." Kashimoto Shingo mengangguk sambil menunduk dan tersenyum canggung, menyibukkan tangannya pada adonan okonomiyaki secara cekatan.