Arya memandang Uli dengan seksama. Gadis Desa yang ada dihadapannya ini sungguh sangat berbeda dengan wanita Desa yang selama ini ada dalam pikirannya.
Segalanya terlihat berbeda. Uli malah terlihat lebih modern dan lebih pantas menjadi orang kota daripada gadis Desa.
Kulit putih bersih, gigi rapih dengan warna putih susu. Rambut hitam tergurai. Pakaian modern. Sungguh berbeda dengan agan-angan Arya sejak dulu.
Meski sepuluh tahu lalu saat menjalin kasih dengan Kinar. Arya menutup mimpinya untuk bisa menikah dengan gadis Desa.
Dulu bagi Arya. Kinar adalah segalanya. Tempat berbagi keluh kesah bahkan juga berbagi kehangatan bersama di atas ranjang meski melakukannya tanpa pernikahan tapi, Arya menikmati dan memuja Kinar sebab cintanya terlalu besar pada mantan kekasihnya yang sudah meninggal itu.
Kini impian itu seolah datang kembali. Permintaannya dulu ingin menikah dengan gadis Desa seolah di kabulkan Tuhan dengan cara yang tak terduga.