Bapak menitikkan air mata saat mendengar untaian demi untaian kata yang di ucapkan menantunya.
Bukan karena ia terharu tapi, ada sebuah perasaan ragu yang dirasakan oleh ayah dua orang anak itu.
Meski Luhut sudah mengatakan segala hal tentang Arya tapi, karena belum mengenal dengan jelas membuat ragu itu makin bersarang dihatinya.
Perkataan Arya barusan mampu sedikit menguatkannya. Ragu yang tadinya lebih besar dibandingkan sebuah rasa kepercayaan kini berubah menjadi seri.
Apa yang dirasakan oleh Bapak saat ini tentu berbeda dengan apa yang dirasakan oleh Mamak. Wanita tua itu dengan senang hati memberikan putrinya pada pria kota yang menurutnya bertanggungjawab.
Sungguh sebuah perbedaan pendapat yang sangat tidak sinkron padahal mereka adalah orang tua kandung dari Uli.
Mamak dan Luhut menaruh percaya dan keyakinan hampir seratus persen pada Arya.
Sebenarnya Bapak juga percaya hanya saja ragu masih menyelimuti hatinya. Dan itu tidak bisa ia singkirkan begitu saja.
