Arya melongo mendengar apa yang barusan dijelaskan oleh kakak iparnya itu. Benar memang bahwa kampung ini adalah kampung aneh bin ajaib.
Bisa-bisanya hampir seluruh penduduk Desa sangat pandai bernyanyi. Kalau pun ada yang tidak bisa paling hanya satu atau dua orang saja. Selebihnya pasti memiliki suara emas.
Coba banyangkan saat separuh dari penduduk Desa yang pintar bernyanyi ini mengikuti sebuah ajang lomba bernyanyi. Sudah pasti para juri pasti akan bingung untuk menentukan siapa pemenangnya.
"Mau duet denganku?" tanya Luhut. Sebenarnya dia tidak hanya bertanya tapi, juga mengajak Arya untuk bernyanyi bersamanya.
"Tidak!" Arya menolak dengan tegas. "Suaraku tak seindah suaramu. Nanti kalau aku ikut bernyanyi bisa-bisa para tumbuhan yang ada disini akan mati," sambung Arya.
"Merendah lah pada orang yang sok meninggi bukan padaku."
Seolah mengerti dengan ucapan Luhut membuat Arya menyetujui permintaan Abang iparnya itu.