Chapter 2 - I See

Playan membuka semua gorden kamar Letta,membuat sinar matahari masuk dan menyapa wajah Letta yang sedang tertidur.

Gadis itu terbangun.Letta cukup terkejut dengan kamar mewah dengan tembok yang yang sekelilingnya dilapisi cat berwarna gold dan putih,terkesan klasik dan indah.

Letta POV

"Selamat Pagi nona." Pelayan itu membungkuk hormat lalu tersenyum manis pada Letta.

"Selamat pagi,namamu siapa? sepertinya kita seumuran?" -Ucap Letta lalu membalas senyumannya.

"Nama saya Yuna,umur saya 18 tahun Nona." -Yuna

"apa kamu manusia?,dan jangan panggil aku Nona kita seumuran."

"aku vampir Letta, ibuku juga bekerja sebagai jurumasak disini"

"ahh apa kamu tahu jalan keluar dari kastil ini?" -Letta

Pertanyaan itu keluar dari mulutku begitu saja,aku ingin pulang.

"Kamu mencari jalan keluar? dari tempat ini? benarkah?"

Letta POV End

Jean masuk ke kamar Letta dengan suara baritonnya yang membuat Letta merinding.

"K-keluar! aku tidak mau melihatmu!"

Letta berteriak kepada Jean yang sedang menepis jarak diantara mereka.

"Aku bila-mph!..." Jean mencium dan sedikit melumatnya.Letta hanya bisa memukul,mencakar,menjambak tapi tidak ada hasilnya.

"Apa yang kau lakukan monster!"

"maaf bibir manismu sangat menggodaku.Aku sangat lapar... mari turun kebawah dan makan bersama"

Letta POV

Ahh.. aku juga sangat lapar!

Tapi makan enak apa yang bisa aku dapatkan di tempat ini! Aishh...

"Ayo pergi ke taman Bellvanica,disana banyak buah buahan dan pemandangan yang indah."

Aku bisa saja pergi...

tapi apakah harus dengannya?

tidak... tidak... aku sudah muak dengannya.

"Aku pusing,aku ingin tidur" -Letta

"Kalau begitu kau tidur disana saja bagaimana?"

Jean menatap manik mata milik Letta dalam.

"aku ingin istirahat disini saja,aku tidak tertarik dengan Bellvanica ataupun denganmu,monster."

Letta meringkuk ditemani dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya sampai ke leher.Ia tidak tertarik dengan orang yang sedang mengajaknya bicara.

Jean mendengus kesal pada Letta

"kalau begitu tidur saja sepuasnya! tidak perlu makan,tidak perlu minum.Mati saja sekalian,kau hanya membebaniku."

Letta terbangun dan mencerna apa yang Jean katakan padanya, Letta tertarik dengan pembicaraan ini.Ia menatap manik mata Jean,dengan posisi masih terbaring lemas.

Ahh... siapa tahu aku bisa menemukan jalan keluar dari tempat ini.Aku harus ikut dia ke Bellvanica.

"Baiklah aku akan ikut denganmu,monster." ucap Letta antusias.Jean hanya menatap sinis gadis itu

"kalau begitu ganti bajumu,pakai pakaian yang layak."

Ucap Jean lalu pergi setelahnya.

Apa maksudnya? Aku tidak memakai pakaian yang layak? dasar monster tua!

aku melihat lemari yang cukup besar.Lemari itu berwarna emas,lalu aku membukannya,aku terkejut karena banyak baju dan gaun bagus didalamnya.Aku memilih salah satu gaun putih polos lalu aku memakainya.

Sesuai ekspektasi gaun ini membuatku terkesan elegan dan santai.

"sudah selesai?" -Jean

"Astaga!" -Letta.

Aku benar benar terkejut!,sejak kapan monster itu sampai di kamarku?

Letta POV End

Sementara Jean memandang Letta dari atas sampai bawah,Letta luar biasa cantik.

"Ada apa? kenapa tiba tiba masuk ke kamarku! dasar tidak punya sopan santun."

Letta mendengus kesal pada Jean

"Kau lama sekali,ini sudah hampir gelap! kau mau diculik mahkluk lain"

"a-apa mahluk lain?" Letta membulatkan bola matanya tidak percaya.

"yah.. seperti iblis,atau vampir lain mereka mengincarmu dan mereka lebih aktif mengincarmu jika malam hari,jadi aku juga harus menjagamu." ucap Jean santai.

"kenapa? kenapa kau yang harus menjagaku? kenapa aku harus berada di tempat ini? untuk apa aku ada disini? sebenarnya apa masalahmu!"

Suara Letta mulai parau,tidak mengerti apa yang terjadi padanya, pada hidupnya.

"Tatap mataku Letta" -Jean

Letta menatap manik mata Jean yang perlahan berubah menjadi berwarna Ungu.

"ini akan membuatmu menjadi lebih tenang.Akan aku ceritakan semuanya setelah kita sampai di Bellvanica."

Letta terus menatap manik ungu milik Jean,manik ungu itu membuat Letta candu dia tidak bisa menolak untuk menatapnya.

Hingga Letta tersadar bahwa dia sudah sampai di Bellvanica,tempat yang sangat indah dengan udara yang menyembuhkan seluruh penyakit.

"aku ada dimana? kenapa kabutnya tebal sekali sekali?" Letta mencoba untuk melihat sesuatu tapi tidak bisa,karena dia manusia.

Jean POV

"kau tidak bisa melihat apapun? kau tidak lihat banyak pohon dan buah buahan disini" ucapku heran.

"Tidak! tolong bawa aku kembali,aku merasa sesak!" -Letta

Ada apa dengannya... kenapa dia tidak bisa melihat semua ini... apa karena dia adalah seorang manusia.

Kalau begitu hanya ada satu cara,aku hanya harus menyalurkan salivaku agar dia bisa melihat semua ini.

"Letta lihat aku,kau bisa melihatku?" Tidak ada jawaban dari Letta.

Aku menarik tengkuk leher Letta menciumnya dan menyalurkan salivaku,tidak ada penolakan darinya. Tapi,aku bisa merasakan betapa dia sangat terkejut dengan apa yang aku lakukan.

Aku memberikan kecupan di leher Letta,terkadang nafsuku tidak terkontrol dengan darah yang dimiliki gadis ini.

Darahnya yang manis.

Jean POV End

"Buka matamu,sekarang kamu bisa melihatnya." ucap Jean

Letta membuka matannya perlahan,dia terkejut dan kagum dengan apa yang dia lihat saat ini.

Pohon dengan daun berwarna warni,flora dan fauna yang unik.

Disisi kolam air susu yang cukup besar terdapat peri peri kecil bersayap yang menyapa Letta dengan memberikan air dari kolam susu tersebut.Sisanya Bellvanica penuh dengan tanaman buah Strawberry.

Letta POV

ini benar benar indah! aku tidak menyangka ada taman seperti ini,apa ini surga? ah tidak... aku pasti sudah mati.

"kau tidak mati Letta kau sedang di Bellvanica" ucap Jean setelah mengetahui apa yang Letta pikirkan.

Jean mengajakku pergi ke taman strawberry dan memetik banyak buah disana.

Letta POV End

"kau tahu,tanaman ini disiram dengan darah dan pupuk dari bangkai" ucap Jean sambil menatap buah strawberry.

"kau mencoba menakutiku dengan lelucon karanganmu itu!,buah ini kelihatan segar-segar saja." Ucap Letta sambil mengecek buah strawberry yang baru dipetiknya.

Jean memetik satu buah strawberry lalu memberikannya pada Letta.

"kalau begitu,makan saja strawberry ini jika berani." -Jean

"Baiklah akan aku coba,tapi ada satu syarat" Jean menunggu kalimat selanjutnya dari Letta.

"aku cukup tertarik dengan berryphoria,aku ingin tahu semuanya lebih dari ini,aku ingin tahu kenapa orangtuaku bisa membunuh orangtuamu,dan alasan kau menculikku.Kau tidak pernah menjelaskan apapun tentang hal itu padaku." ucap Letta.

"Akan aku jelaskan,tapi untuk satu hari aku hanya bisa menjawab 3 pertanyaan darimu." Ucap Jean serius

Letta mulai memakan strawberry yang diberikan Jean,dan ia terkejut dengan rasanya.Buahnya sangat manis dan berair,Letta menyukainya.

"kau suka?" Ucap Jean sambil berusaha merebut strawberry di tangan Letta.

"Aku suka rasanya manis"-Letta

Jean tersenyum mendengarnya;

"bolehkah aku mencicipimu Letta?"

...