Hilman masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu. Ia hanya memakai celana panjang dengan kaos yang dilapisi dengan kemeja garis-garis berwarna hitam dan biru. Menunggu tiga wanita yang akan menemaninya. Apalagi ketiganya merupakan wanita yang cantik-cantik. Dan tentu Laila yang paling cantik menurutnya, di dalam hatinya.
"Huhh, mereka apakah akan lama keluarnya? Kalau masih lama, mending nggak usah jalan-jalan saja! Lagian nanti sore harus kembali ke desa."
Tidak perlu menunggu lama, tiga wanita itu berjalan beriringan, tersenyum pada Hilman dan sudah berdandan dengan cantik-cantik. Hanya Laila yang memakai pakaian yang lebih hitam. Ia mengerti kalau Laila tidak ingin terjadi sesuatu yang membuat dirinya kehilangan identitasnya sebagai seorang yang taat akan agama.
"Kalian semua cantik-cantik. Memangnya kalian mau ke mana, sih?" tanya Hilman dengan bercanda. Padahal ia sudah tidak sabar mengajak ketiganya.