Hilman membopong istrinya yang paling cantik itu ke mobilnya. Sementara satu istri lainnya mengikuti dari belakang. Laila diturunkan di samping mobil, dan Hilman membukakan pintu untuknya, di sebelah kemudi.
"Maaf Eva! Kamu duduk di belakang saja, yah!" kata Hilman yang membantu Laila masuk ke dalam mobil.
Eva mengangguk dan membuka pintu belakang. Dengan senyuman kecut dan memaksa, ia mencoba untuk tabah dan ikhlas. Walau hatinya tidak dalam keadaan baik-baik saja. Eva duduk di belakang dengan perasaan tidak tenang karena merasa tidak diberi keadilan. Walau sebenarnya wajar karena Laila sedang sakit.
"Kenapa aku nggak di belakang saja, Mas?" tanya Laila. Padahal ia bisa duduk di belakang dengan Eva. "Kasihan kalau mbak Eva di belakang sendirian." Laila melihat ke belakang.
"Nggak apa-apa, Laila. Aku yang di belakang, nggak apa-apa, kok. Kamu yang lagi sakit, biarkan saja biar kamu cepat sembuh," ujarnya tersenyum dengan paksa.