Hilman mendorong motornya dengan susah payah ke arah di mana yang ditunjukan oleh Farhan terhadapnya. Ia harus mendorong hingga lima ratus meter jauhnya. Apalagi motor beratnya itu membuatnya lelah karena harus melakukan itu. Jika ia tidak membawa motor itu, ia mungkin bisa lebih cepat sampai. Tapi tidak ada motor pun tidak berguna. Karena sulit untuk membeli bensin jika tidak membawa kendaraan secara langsung.
"Kenapa hanya lima ratus meter saja, harus sejauh ini?" Hilman merasa lega karena telah sampai di tempat tujuannya, sebuah pom bensin.
Hilman masuk ke dalam pom bensin yang ada di desa itu. Keringat telah bercucuran karena rasa lelahnya itu. Ia menghampiri petugas yang sedang bertugas untuk membeli bahan bakar motornya itu.
"Selamat datang, mau ngisi berapa, yah?" tanya petugas itu.