Berbagai pikiran berkecamuk dalam hati Eva. Rasa cemburu karena melihat Hilman yang membopong Laila di depan matanya sendiri. Eva sadar, dirinya bukan satu-satunya istri Hilman. Bukankah mereka sudah sah menjadi suami-istri? Tapi mengapa ia tidak bisa menerima? Eva memutuskan untuk kembali ke luar.
"Aku harus memastikan sendiri. Apa benar, mas Hilman melakukan hal itu tanpa alasan? Atau apa yang terjadi pada mereka?"
Eva menghapus air matanya. Ia harus memastikan sendiri apa yang membuat Hilman mau membopong Laila. Padahal Hilman bilangnya tidak akan mengingkari janji. Meskipun hanya membopong, itu tidak dikatakan sebagai mengkhianati janji. Selama itu bukanlah hubungan suami-istri.
Eva ke ruang tengah, di mana ada Laila yang sedang duduk. Sementara Hilman sedang tidak bersamanya. Dan ketika Eva sampai, ia melihat kaki Laila yang dibalut dengan kain.