Eva tersenyum pada suaminya lalu berlari pelan ke arah pintu. Baru mau membuka pintu, ia lupa kalau tidak membawa pintu rumahnya. Ia menepuk dahinya.
"Duh, betapa bodohnya diriku? Masa aku mau masuk ke rumah sendiri saja, nggak bisa, sih?" Akhirnya ia tidak jadi masuk ke dalam. Ia meletakan keripik dan minuman mineral yang dibelinya dari warung dan pom eceran tadi.
Melihat sang istri yang kesal, membuat Hilman mendekat ke arahnya. "Kenapa, Sayang?" tanyanya yang sudah dekat di depan sang istri.
"Huuhh, Mas. Aku nggak bawa kunci rumah!" keluhnya dengan ekspresi cemberut.
"Aduh, aku juga nggak kepikiran kalau mau pulang ke rumah. Sudahlah, Sayang, kamu tenang saja! Aku akan mengatasi semuanya. Lebih baik kamu duduk manis di sini!"
Hilman membantu Eva agar duduk di kursi yang ada di depan rumah. Namun wanita itu tidak mau duduk di atasnya. Sebelum ia benar-benar duduk, ia meraba kursi itu karena khawatir ada debu yang menempel.