Hari yang membuat Ragil tak bisa tersenyum karena hari ini adalah hari yang sial menurutnya. Ia belum tahu apa yang selanjutnya terjadi hari ini. Yang diharapkan adalah hal yang baik-baik saja tanpa adanya kejadian tadi pagi.
"Huhh, rasanya lapar juga," lirihnya sambil memegangi perutnya. Dari pagi ia belum makan dan teman-temannya pun sama saja dengannya. Tapi ia memang bisa menahan lapar sampai siang ini.
Lamanya waktu Ragil berdiri bersandar pada tembok. Menunggu Veve segera keluar dari kamar mandi. Tak lama saat itu keluar Laila dari kamar Arumi dengan wajah yang bersinar. Ia nampak bahagia saat keluar dan tak pernah lepas senyumnya yang manis.
"Kamu kenapa senyam-senyum gitu, Laila? Kelihatannya kamu senang sekali hari ini?" tanya Ragil menyapa Laila.
"Alhamdulillah, aku lagi senang, Mas. Hari ini aku sudah bicara dengan mas Hilman dan mbak Eva. Insya Allah besok aku akan pulang ke desa. Akhirnya bisa bertemu dengan mereka lagi," pungkas Laila.