4 tahun kemudian …
Aku pulang ke rumah asalku. Surabaya untuk beristirahat sejenak sekaligus melepas rindu. Maklum, aku tidak pulang selama 4 tahun. Aku yakin, kalau Tari bakalan marah kepadaku. Habisnya, jarang memberi kabar, sehingga dia terus menghubungiku. Lebih jengkelnya lagi, kalau dia akan menemuiku di akademi militer mendengar perkataanku itu, teman-temanku dan juniorku malah menertawakanku. Garang di Akmil, tapi lembek di kehidupan pribadiku. Seharusnya sih aku tidak menceritakan hal ini kepada siapa pun. Tapi berhubung Badu tidak bisa jaga rahasia, akhirnya terbongkar deh sisi lainku. Aku sih tidak menyalahkan dia. Hanya menyesali kalau memilih Badu.
Menaiki Bis damri putih memang membuatku sedikit mual. Maklum, banyak asap rokok dan penjual menawarkan dagangannya. Kulihat, ada salah satu pencopet sedang mencoba merogoh saku ibu-ibu. Aku yang mengetahuinya langsung berdeham dan menatapnya tajam. Tentu dia takut kepadaku. Belakangku malah memberi isyarat ke pencopet.