Para undead berkerumumun. Langkah derapan kaki begitu jelas. Tubuh kedua laki-laki itu terbujur kaku hingga kelihatan tulang rusuknya. Mulutnya menganga. Serasa belum sampai disitu, kalung dan buku yang dibawa mereka, menghilang begitu saja.
Seorang anak kecil berambut merah, membawa tongkat dengan ujung pedang emas. Dia sangat puas hal ini.
"Benar-benar bodoh mereka. Salah sendiri kenapa percaya dengan kata-kataku, Morgan le Fay." Ucapnya sinis ke mayat kedua laki-laki itu.
Semua perlatan ritual sudah dibuang. Sambil melihat dari kejauhan, Morgan le Fay nyengir para petualangan kesulitan menghadapi Lich.
"Nah, kira-kira seperti apa ya pertarungannya," gumamnya dalam hati.
Sebuah panggilan melalui telepati diterima oleh Morgan le Fay. Lidah berdecak, menerima telepati begitu saja.
"Morgan, ke mana saja kau? Arthur membutuhkanmu tahu!"
