"Haruskah aku menyamar menjadi seorang idiot?" ucap Gufron menggerutu.
"Mau bagaimana lagi, Kapten? Semua pada sibuk. Dan kini, paus itu dalam bahaya," ucap Yuuka mengacungkan jempol ke arahnya.
"Usahakan tolong jangan menyebutkan dengan sebutan -sama. Itu akan merepotkan karena aku bukanlah Kaisar."
"Tapi—"
"Hanya kali ini saja. Panggil aku dengan sebutan Kapten," potong Gufron memohon.
Memang ucapan barusan tidak lantas buat Gufron senang. Sebaliknya, dia merasa kesal terhadap Yuuka. Tidak ada pilihan lain kecuali menuruti keinginannya. Seketika, dia turun dari kapal dan menyamar menjadi seorang yang numpang lewat. Meski demikian, ada ketidaknyamanan dalam penyamaran kali ini.