Argon melihat sebuah kilatan cahaya yang ada di depan mata. Sebuah uluran tangan dari seorang pria. Menyunggingkan senyumnya sambil menarik ke belakang. Berseragam warna hitam dengan rambut serupa. Pada bagian pinggangnya, terdapat sebuah pedang memancarkan aura tidak biasa. Membuatnya berpikir dia tidak bisa diremehkan. Belum lagi, kondisi tubuhnya terasa sakit untuk digerakkan.
"Kau pasti Argon bukan?"
"Y-ya. Kau siapa?"
"Tidak perlu tahu siapa namaku. Apa tubuhmu baik-baik saja?" tanya pria berseragam hitam.
Dia menggeleng lemah. Seluruh anggota badannya mulai sulit menerima perintah dari Argon. Serasa, dirinya paling lemah. Akhirnya, pria berseragam hitam merangkul lengan kanan sambil berjalan hati-hati. Yang membuatnya sulit dipercaya adalah langkah yang dia pijak bukanlah tangga atau semacamnya. Melainkan melayang di udara. Argon mengerutkan keningnya.