Aisyah merasa kebosanan lantaran tidak ada aktivitas apapun setelah guru sejarah, Bu Mirah mengusirnya dari pelajaran beliau seumur hidup. Memang Aisyah mengatakan demikian karena ada hal yang mengganjal pikirannya. Tetapi, gadis berkerudung itu tidak diberikan waktu atau ruang untuk berpikir kritis. Sampai orang tua meminta penjelasan pada guru bersangkutan. Begitu juga dengan versi dirinya. Akhirnya, kedua pihak mengalami jalan buntu sampai saat ini. Jika begitu, untuk apa guru ada? Jika anak-anak tidak diberikan pemikiran kritis. Aisyah juga mempertimbangkan aspek gaji mereka, gumamnya dalam hati. Fanesya tidak bisa berbuat apa-apa karena dihukum berat.
"Seharusnya aku jadi murid bodoh saja tahu begitu. Benar-benar menyebalkan," keluh Aisyah bergumam.
Kedua matanya sulit untuk melek. Perlahan-lahan, dia tertidur di kursi karena kelelahan berlatih memanjat tiap gedung. Tanpa disadari, seorang laki-laki sedang berada di belakang.