Hartoyo telah sampai di sebuah rumah yang dihuni oleh oleh keluarga Ratih. Dari orang tuanya hingga kakak dia sendiri, Miranda yang baru saja menikah setahun lalu. Sangat disayangkan dirinya tidak diundang karena kesibukan sebagai staf pekerja di sebuah perusahaan.
Tarikan napas panjang dari mulutnya. Ketukan tiga kali dari pintu luar. Mengucapkan salam sambil membawa bingkisan untuk lamaran. Hartoyo membungkusnya serapi mungkin, dengan warna merah tua disertai putih. Ada bunga hiasan di dalamnya beserta kosmetik dan butiran emas. Mengumpulkannya selama bertahun-tahun demi persiapan ini.
"Assalamualaikum, Pak, Bu! Maaf mengganggu waktunya."
"Silakan masuk. Saya daritadi nungguin lho."
"Benar kata Bapak! Mungkin lagi sibuk kerja ya, jadinya terlambat."
"Soal itu—"