Karangan bunga di bawa oleh Argon. Laki-laki itu mengenakan baju setelan berwarna putih, dengan kancing baju serupa. Jas berwarna biru laut. Memastikan dirinya siap berdandan. Saat dirinya berada di rumah sakit, penampilan Argon dinilai mencolok bagi para suster maupun pasien. Serasa dia diundang ke acara pernikahan. Argon tidak mengerti maksudnya. Tetapi, tujuannya berkunjung karena Grand Master Florensia Sihombing dirawat di kamar ini. Segala biaya ditanggung oleh pihak gereja karena memiliki dana yang cukup melimpah.
Pintu ditarik ke belakang. Argon berjalan pelan sembari menutupnya kembali. Melihat suasana ruangan terdapat dua orang pasien berbaring. Yang satu sudah siuman. Seorang kakek berusia lima puluh tujuh tahun beranam Suprayitno sedang menyunggingkan senyum ke arah Argon. Disusul dengan tatapan datar dari keluarganya. Argon menjawabnya dengan senyuman pula.
"Pasti untuk pacarnya bukan?"