Orang tua Marc meninggal sewaktu dia masih muda, disebabkan karena serangan yang dilakukan pihak sekutu terhadap Jerman. Ledakan bom ke titik poin di Berlin dan kota sekitarnya, menjadi sasaran empuk. Marc yang saat itu masih berusia enam tahun, hanya bisa tertunduk lesu. Kota dan desa yang harusnya tempat untuk berdagang dan tempat tinggal, telah hancur dalam sekejap mata. Menurut laporan, mereka telah berhasil mengebom tempat itu dan pergi meninggalkan daratan Jerman. Sampai detik ini, Marc tidak pernah memaafkan pihak musuh telah membunuh keluarganya. Walau demikian, Marc dibawa ke suatu tempat. Kedua bola matanya ditutupi pakai kain hitam. Terkecuali orang dewasa yang memperhatikan sebuah tempat yang dijaga oleh dua orang penjaga. Setelah melakukan pengecekan, mereka diperbolehkan masuk. Kain hitamnya dibuka, Marc dibuat kaget dengan tempat asing dan menyedihkan. Terlihat banyak sekali jasad tergeletak di sana serta dalam keadaan membusuk.