Marc melirik sorot mata ke Ulacon. Ekspresinya tenang, tidak menimbulkan kesan licik atau semacamnya. Sedangkan Ronald mendekatkan telapak tangannya pada kartu. Menunggu waktu yang tepat untuk melakukan call. Lalu, dia menatap kedua mata Marc. Selama beberapa detik, Ronald menurunkan kedua telapak tangan di bawah meja. Sorot matanya mendongak ke pojok kanan disertai membuang napas tanpa suara.
"Fold."
"Cepat sekali."
Perkataan dari Ulacon barusan membuat Marc maupun Ronald semakin waspada terhadapnya. Meski ini baru ronde pertama, dia terlihat santai. Bahkan, dia menaruh kartunya ke meja sambil menyunggingkan senyum.
"Kalian ini pasti dari lantai pertama bukan?"
"Jika memang ya, lalu kenapa? Ada yang salah?" tanya Ronald.
"Bukan apa-apa. Aku terkejut saja kalian telah mencapai lantai selanjutnya tanpa melalui proses panjang labirin di lantai pertama."