Chereads / Story of Mr.Smith / Chapter 5 - Penyelidikan Awal

Chapter 5 - Penyelidikan Awal

Terlihat seseorang tengah memperhatikan Joe dari kejauhan. Pria itu berulang kali melewati jalan yang Sama dengan mata menatap ke arah dirinya. Joe yang merasa curiga pun memilih meninggalkan tempat itu, masih dengan wajah yang menatap ke arah jalan seakan mencari sesuatu yang jatuh. Kemudian Joe bersembunyi dan menatap ke arah pria tadi. Ternyata pria itu pergi meninggalkan Joe setelahnya.

Dari arah belakang Jatson datang mengejutkan Joe. Ia pun menunjukkan wajah sedih karena tak bisa mendapatkan info apapun dari mereka. Joe berusaha menenangkannya. Namun Jatson kembali melontarkan pertanyaan kepada Joe.

"Apa yang sebenarnya kau inginkan? Mengapa kau mencari tahu semua ini?"

"Aku hanya penasaran akan kabar ini. Aku yakin, ada sesuatu yang terjadi. Sesuai impianku, aku ingin menjadi detektif kali ini."

Jatson tampak tertawa geli mendengar penjelasan Joe. Namun sesaat kemudian ia tersenyum percaya diri dan kemudian berkata, "sepertinya menarik! Aku akan membantumu, Joe!"

Mereka kembali ke toko buku. Menyadari kedatangan mereka, si Kakek dengan tergesa-gesa menyimpan sesuatu ke dalam lacinya. Seperti sebuah foto jadul. Terlihat mobil terparkir di depan toko buku Kakek. Ternyata itu James yang ingin menemui Joe. Kali ini Jatson tak takut lagi, malah ia dengan ramah mempersilakan James masuk untuk menemui Joe.

"Apakah kau kemari karena mencariku?" tanya Joe dengan tangan yang sibuk menata buku.

"Yah, menyapa teman bukanlah suatu pelanggaran."

Keduanya tampak asik berbincang. Tak ingin mengganggu pekerjaan Joe, James memilih untuk berbicara di toko saja, sambil menatap deretan buku tua yang mungkin tak ditemukan di toko lain.

Joe kembali menanyakan mengenai berita penemuan banyak bangkai hewan tanpa organ dalam. Namun James terlihat santai menanggapi hal ini. Berbeda sekali dengan Joe yang sangat khawatir dan menunjukkan kegelisahan.

"Apakah perkataan para aparat di siaran TV itu hanya basa basi belaka?"

James melirik tenang ke arah Joe. Baginya Joe tak mengerti betapa sibuknya tugas kepolisian. Selama tak ada korban ataupun tindakan buruk lainnya, mereka tak perlu memprioritaskan masalah itu.

"Pantas saja banyak orang memilih menjadi penjahat!"

"Sialan kau! Oh ya, aku hampir lupa. Terima kasih, aku pikir kemarin itu hanya sekedar bualan. Ternyata aku salah. Analisamu benar. Tak ada yang mengancam wanita itu. Semua hanya rekayasa untuk mendapatkan perhatian saja. Bahkan dia memiliki riwayat yang menyatakan pernah juga melakukan hal sama."

Joe tampak tak perduli, Ia terlalu asik membaca cover buku yang ada di tangannya. Melihat sikap acuh Joe, James pun mencoba memancing pembahasan lain. Ia mengatakan tentang terjadi pembunuhan sadis di sebuah tol yang tak jauh dari toko buku itu berada. Joe mendadak melompat dan kini sudah berada di samping James. Membuat James tertawa geli. Karena tipuannya berhasil mengelabui Joe.

Tidak ada pembunuhan Joe, tak terjadi apa-apa.

Joe tampak mendengus kesal. Ia pun kembali mendekati buku yang sempat ia letakkan kembali di atas meja.

Bagaimana jika bangkai binatang itu digunakan untuk kejahatan?

Sudahlah! Aku harus kembali. Aku hanya ingin menyampaikan tentang kebenaran analisanmu saja. Kebenaran, aku sedang berada di sekitar sini.

Yah, aku pikir bisa mendapatkan banyak informasi jika memiliki teman di bagian kepolisian.

Kakek menginginkan toko lebih cepat tutup hari ini. Hal ini pun ia sampaikan kepada Joe dan Jatson. Kesempatan ini pun tak dilewatkan oleh Joe, ia kembali mengunjungi taman yang berada di dekat toko. Berharap mendapatkan petunjuk lain akan kecurigaannya.

Kali ini ia bertindak sendirian, tak lagi mengajak Jatson. Joe memilih duduk di area tempat sampah lain yang ada di taman. Terlihat dua orang tengah berbincang dan asik mengorek tempat sampah itu. Joe yang sangat sensitif dan peka pun dengan segera mencari tahu apa yang kedua pria itu cari. Mengambil dahan yang patah dan menjadikannya tameng persembunyian, Joe berusaha mendekat ke arah mereka. Mencuri dengar akan apa yang mereka cari.

Ada yang menyentuh punggung belakangnya dengan sesuatu. Seseorang berteriak dengan nada yang serak, hei! Apa yang kau lakukan?

Joe terperanjat. Ia ketahuan. Tak dapat melakukan apapun, Joe hanya bisa mengangkat kedua tangan dan berdiri dengan sikap tubuh menyerah. Menyeringai malu menunjukkan wajah bodohnya.

Katakan! Apa tujuanmu bersembunyi disini?

Aku? Aku hanya bersembunyi karena dikejar seseorang, jawab Joe yang tak memiliki alasan apapun untuk dijawab.

Pria itu tampak menoleh kesana kemari mencari seseorang yang dianggap mengejar-ngejar Joe.

Pergilah! Tiada lagi yang mengejarmu!

Joe dengan wajah pasrah, bangkit dan pergi meninggalkan tempat itu. Namun, bukan Joe namanya jika dengan cepat menyerah. Ia pun kembali bersembunyi dan memastikan akan tujuan dua orang pria itu datang kesana. Ternyata mereka berdua hanyalah gembel yang sedang mencari sisa makanan.

Joe pun memutuskan untuk berjalan menuju halte bus yang akan membawanya ke taman lainnya. Taman yang juga ditemukan banyak bangkai tanpa organ dalam.

Langit kian gelap. Namun mata Joe terus saja memandang ke arah jalanan. Tepat di sebuah simpang menuju jalan kecil terlihat Kakek berjalan masuk ke sana dengan diikuti Jatson dibelakangnya. Sepertinya Jatson tengah mengikuti si Kakek secara sembunyi-sembunyi.

Penasaran Joe kembali terpancing. Namun ia tak bisa turun tepat di jalan itu. Ia harus berhenti di halte berikutnya. Saat ia berhenti dan mencoba mengikuti jalan yang si Kakek tuju, Joe tak lagi menemukan keduanya. Mereka berjalan begitu cepat hingga membuat Joe kehilangan langkah.

Joe tak memilih berbalik, melainkan terus menapaki jalanan. Ia berharap, ada sesuatu yang mungkin ia ketahui jika terus menelusuri jalan itu. Ada banyak rumah disepanjang jalan. Pohonan tinggi dan kuburan. Yah, ada kuburan tepat di ujung jalan.

Meski malam, Joe tak sedikit pun merasa takut untuk menelusuri area kuburan. Sebelum melangkah, Joe mencoba menerka lebih dulu. Kuburan bagian kanan atau kiri yang akan ia ikuti. Keputusan pun didapatkan setelah ia melihat jejak sepatu yang terlihat masih baru. Jejak itu memasuki area kuburan yang bagian kanan. Namun ada yang aneh, jejak kaki itu seakan terputus yang kemudian ada beberapa bagian di dekat kuburan.

Hal yang semakin membuat Joe bingung, tapak kaki itu berada dari dua arah dengan tujuan yang sama. Tak terlalu memikirkannya, Joe pun melanjutkan langkahnya menuju area pekuburan.

Tak ada yang aneh pada area pekuburan itu. Seperti bunga segar atau apapun disana. Joe masih terus melangkah, hingga akhirnya ia menemukan ada tetesan air yang masih begitu basah pada dua batu nisan. Satu nisan seorang pria dan seorang lagi wanita. Kedua batu nisan itu berjarak tak begitu jauh dengan tulisan yang tak begitu jelas, seakan sengaja dipahat agar tak ada yang bisa membaca nama yang tertulis di sana. Selain itu, tak ada lagi yang Joe temukan. Hingga akhirnya ia memutuskan kembali pulang dan berjalan menuju halte bus.