Chereads / Alexa The Dark Witch / Chapter 4 - A Warning

Chapter 4 - A Warning

Tristian telah selesai memakaikan pakaian tidur di tubuh istri tersayang. Tak lupa, pria bertubuh tinggi itu telah mengganti pakaian sendiri, supaya bisa lebih nyaman, terutama ketika nanti beristirahat Ketika semuanya beres, kedua mata berwarna emerald itu melihat ke sekeliling, termasuk ke pakaian yang dikenakan di tubuh sendiri, lalu kembali mengalihkan pandangan ke arah Lavena.

Wajah pria itu terlihat lelah, akan tetapi tak menyurutkan keinginan untuk menyampaikan keinginan kepada Dewi Asiles yang seharai-hari dipuja, supaya memberikan jalan keluar bagi keluarga kecil tersebut.

"Akhirnya, semua telah selesai. Kini saatnya pergi tidur, tapi sebelum itu, aku harus berdoa kepada Dewi Asiles di ruang pemujaan di lantai bawah. Apakah harus meninggalkan istri yang masih tertidur pulas seorang diri? Kalau dia memerlukan sesuatu, lalu tak menemukanku, bagaimana nanti?" gumam Tristian bingung.

Di tengah kebimbangan yang melanda hatinya, pria bertubuh tinggi kekar itu berjalan ke arah jendela, yang mana telah tertutup rapat. Sesampainya di sana, kedua tangan itu berusaha membuka dengan cara menarik kunci yang memang ditanam di situ, sehingga ketika terlepas, maka sudah pasti jendela terbuka, dan bisa melihat ke keadaan di sekitar.

Tak lama, kunci yang ditanam pun dilepas oleh Tristian, sehingga tingkap itu pun terbuka lebar. Ia mengembuskan napas lega, kemudian menatap ke arah langit yang tampak berawan, di mana tampak bertabur bintang-bintang dan bulan yang bentuknya bulat sempurna.

Apakah ini saatnya mengutarakan isi hati kepada Dewi, tapi pertanyaannya, kepada yang mana? Kalau melihat ke arah langit yang kelam, terutama ke arah rembulan, sudah pasti akan merujuk kepada Dewi Magia, yang merupakan penguasa malam kelam, bulan, dan semua ilmu sihir, termasuk dunia bawah. Mungkin lebih baik bertanya kepada beliau, karena ramalan yang ada memang terhubung langsung dengannya, pikir pria yang memiliki sepasang mata berwarna emerald tersebut.

Tatapan Tristian Varden Writh, kini tetap ke arah langit. Ia merasakan sesuatu yang berat di bagian indera pengecap, sehingga tak ada kata yang terucap di sana. Di bulan, terdapat seorang Dewi yang menatap lurus ke arah pria yang mana di dalam rahim istrinya, terdapat utusan yang terpilih.

"Tristian ada di sana. Sebelum Asiles yang memengaruhi pikiran pria itu, lebih baik aku yang turun langsung," ucapnya datar.

Tak lama kemudian, tubuh sang Dewi turun dari bulan purnama, kemudian berdiri mengambang tepat di depan mata Tristian yang masih tampak tak menyadari kedatangannya.

"Tristian Varden Writh," panggil Dewi kepada pria tersebut.

Ketika mendengar namanya dipanggil, pria bertubuh tinggi itupun menoleh dan hampir saja terkejut, karena tak percaya dengan apa yang ia lihat: seorang perempuan muda misterius, tak disangka berdiri tepat di depan mata, memiliki tiga wajah, dan memakai gaun panjang nan anggun.

"Anda ...." Suaranya terputus, karena masih terkejut luar biasa.

"Akulah Dewi Magia, yang menguasai dunia malam, ilmu sihir, dunia bawah, dan semua yang berkaitan dengan roh. Kau telah memikirkan tentang diriku di dalam hati dan kini aku telah datang. Mengapa bimbang hatimu?" Dewi Magia bertanya dengan nada datar.

Dewi Magia! Tak disangka, beliau datang sendiri ke hadapanku dan apa yang harus diperbuat? Apakah perihal hasil ramalan Madame Lizhard harus diberitahukan, supaya aku dan istri merasa tenang? pikir Tristian gelisah.

Sebagai seorang Dewi, isi hati Dewa dan Dewi saja diketahui, apalagi isi hati milik manusia. Namun, dia tak mau membuat Tristian tak merasa nyaman, sehingga memberi waktu, agar bisa mengutarakan sendiri apa yang menjadi keberatan di dalam hati.

Tristian merasa belum siap, karena merasa lidahnya kelu. Aura yang tak dapat dijelaskan, memancar dari sang Dewi, sehingga membuat manusia biasa menjadi takut, segan, dan menghormatinya.

"Sa ... saya ... ingin bertanya sesuatu dengan Dewi. Ampuni saya yang tanpa sadar memanggil di dalam hati, sehingga telah menganggu," jawab Tristian terbata-bata.

Tatapan Dewi yang terkenal di negeri Zlatav itu tak bisa ditebak, sehingga membuat gentar pria yang sebentar lagi akan menjadi seorang ayah tersebut. "Saya ... maaf, tepatnya saya bersama istri, malam ini pergi ke tempat Peramal bernama Madame Lizhard. Di sana, dia mengatakan hasil ramalan yang aneh mengenai anak kami yang masih berada di dalam kandungan." Pria itu melanjutkan perkataan.

Dewi Magia hanya diam, karena tengah mendengarkan semua yang diucapkan, termasuk mengamati tingkah laku Tristian yang terlihat gugup di matanya. Pandangan mata yang tajam, serta tiga wajah yang dimiliki, ditambah tengah berdiri di udara, membuat orang awam menjadi takut.

Sementara itu, Tristian yang takut, berusaha mengumpukan kekuatan, supaya bisa menjelaskan apa yang menyebabkan keraguan yang memang terpendam di dalam benak.

"Apa isi ramalannya?" Dewi Magia akhirnya bersuara.

"Isinya adalah anak kami merupakan utusan Dewi Magia dan harus dibunuh, karena bisa mencelakai banyak orang di masa yang akan datang," jawab Tristian dengan nada takut.

Keheningan melanda, sehingga yang terasa adalah embusan angin malam yang menerpa kulit Tristian. Dewi Magia tak merasa aneh dengan jawaban itu, akan tetapi merasa kesal dengan Dewi Asiles yang tanpa diduga ingin melenyapkan utusannya.

"Kau percaya dengan ucapan Lizhard?" Dewi Magia bertanya.

Tristian tak mampu untuk menjawab, karena bila mengatakan yang sesungguhnya, dan berita yang disampaikan benar, maka sudah pasti akan kena murka luar biasa. Bagaimana ini? Kalau tak menjawab, tentu tak sopan. Bila mengatakan yang sebenarnya, aku takut kena kutuk, batin pria itu gentar.

"Tristian Varden Writh, kau dilarang dan terlarang untuk melukai anak yang berada di dalam rahim istrimu, Lavena Isolda Keira. Kalau salah satu dari kalian ataupun pihak keluarga, bahkan siapapun yang menyuruh, bahkan mengulurkan tangan untuk membinasakan, maka celakalah kalian semua. Hukuman kalian ialah terbunuh olehku sendiri. Jangan sekali-kali berpikir, bahwa apa pun yang dilakukan oleh manusia luput dari pengawasan. Ingatlah: Elzrath gratzionth uchteriatzh De Magia, Azrothianth gradionth tracteantz De Magia, derth Grazdianth De Magia grasthiontz brantzthie!" tegas Dewi dengan tatapan membara.

Lutut Tristian terasa lemas, sehingga tanpa sadar ia berlutut di depan sang Dewi yang menatapnya tanpa berkedip. Tubuh bagian tengah, tepatnya di kedua tangan Dewi muncullah api, lalu diangkat tinggi dan diarahkan ke arah pria yang sudah terlihat pasrah.

Mungkin inilah hukuman untukku, karena telah memercayai ucapan Madame, tapi sebagai calon ayah, tak tega melenyapkan buah hati. Maafkan aku, Lavena dan anak yang masih di dalam kandungan, ayah menyayangimu, bisiknya lemah, seraya menutup kedua mata.

***

Istilah bahasa asing:

1. Elzrath gratzionth uchteriatzh De Magia, Azrothianth gradionth tracteantz De Magia, derth Grazdianth De Magia grasthiontz brantzthie! : Semua yang ada di dunia bawah tunduk pada Dewi Magia, semua ilmu sihir milik Dewi Magia, dan semua yang menentang Dewi Magia harus mati!