"Maafkan aku tuan Andra..."
Setelah selesai mengecek keadaan sang Boss, Dina pergi dari tempat kejadian. Namun wanita ini lupa untuk membawa alat rekaman yang sempat dia tempel di mobil mewah itu. Mungkin terlihat sepele, namun kecerobohannya itu bisa berdampak sangat buruk.
"Aku sudah membuat Andra celaka, sekarang penuhi janjimu padaku!" ucap Dina dalam telpon.
Flashback end.
Lelaki yang sudah dia buat terluka parah ini kini menatapnya dengan senyum yang manis, Andra benar-benar hebat karena bisa membawa Dina ke dalam jurang kematiannya sendiri. Wanita bodoh ini sepertinya tidak menaruh sedikit perasaan curiga, dia terlalu fokus pada posisi sekertaris kosong yang begitu dia idam-idamkan sejak dahulu.
"Baiklah Dina, aku sebenarnya sudah cukup yakin dengan kemampuanmu. Jadi mulai sekarang kau bisa menjadi sekertaris pribadiku." ucap Andra dengan senyum kecil dibibirnya.