Chereads / SARI FADILLAH 2 / Chapter 14 - BAB 14 Ketua Organisasi Sangat Peduli Sama Orang-Orang Kesusahan

Chapter 14 - BAB 14 Ketua Organisasi Sangat Peduli Sama Orang-Orang Kesusahan

Selama ini aku hanya terdiam, tanpa adanya melakukan sesuatu. Supaya Sari tetap bersamaku! Sempat ragu sih, dalam hatiku perlu keyakinan bahwa aku selalu menunggumu. Tetapi semenjak kehadiran adik kelasmu semua sirna, bahkan tak ada seorang pun mengingat kepadanya. Sari Fadillah sudah punya pasangan! Meskipun hubungan perlu jarak jauh. Saking ldr dia sampai lupa dalam hatinya sudah ada namaku, meskipun yang tahu hanyalah aku sebagai kekasihnya, Firdaus, dan teman-teman kita seangkatan tahun 2017 yang lalu.

Walaupun hubunganku sama Sari sudah berjarak 3 tahun, tak terasa bahwa waktu memang cepat banget. Bahkan sekarang pun selalu mengingatkan kenangan bersama, berharap kekasihku ingat bahwa kita berdua pernah ke sini. Dalam keadaan suka maupun duka! Walaupun orang tuaku sempat berselisih, tapi soal kesetiaan jangan ragu ya. Aku Kuliah mengambil jurusan yang kusukai, dan segera mungkin untuk cepat lulus.

Meskipun perselisihan di antara keluarga kita perlu waktu. Namun, bukan berarti hubungan kita tetap berlanjut 'kan? Aku tak mau mendengar ucapan yang menurutku membuat sakit hati yaitu putus sementara demi keluarga kita. Padahal selama 3 tahun aku tidak merasa kedua orang tuaku punya masalah sama orang tua Sari. Aku takkan bisa menjauh, apalagi urusan ini banyak kendala permasalahan yang sangat rumit.

Bahkan orang sekitar tak ada yang tahu bahwa keluarga dari kalangan paling atas punya utang, cuma sikapmu enggak usah di ubah mendengar kalimat tersebut. Bersikap seperti biasanya, meski hanya sesat. Tetapi dalam hatimu masih sayang padaku! Apa boleh buat? Lagi pula urusan ini perlu di selesaikan. Biar hubungan aku sama Sari tetap lanjut, meski ada beberapa orang kurang setuju. Namun, kutetap bersikeras untuk mempertahankan hubungan kita.

Kalau bisa mah sampai ke perlaminan! Itu pun kalau di setujui oleh kedua orang tua kita. Aduh ... konsentrasi hari ini benar-benar kacau balau, padahal lagi rapat sama pengurus organisasi. Di tambah lagi ada pergantian ketua organisasi, bayangkan saja selama kita berada di kawasan mereka. Setidaknya, aku maupun teman lainnya perlu ada sikap yang memang peduli sama organisasi. Jangan sampai urusan pribadi di bawa ke ranah organisasi! Aduh ... makin ribet saja deh, perasaan dulu waktu SMA enggak seperti ini. Kenapa seolah-olah organisasi paling berkuasa?

Memang Kampus ini punya nenek moyang kalian hah! Kesal banget dah, seharusnya aku sebisa mungkin menahan amarah dalam benakku. Berhubung sekarang sudah saatnya, bersikap seperti biasanya. Namun, apabila terjadi sesuatu jangan pernah menghubungi walau organisasi sudah lekas membaik. Terkadang susah kalau misalkan, salah satu dari kalian masih ego. Padahal organisasi lain malah sebentar lagi maju, tapi yang aku tempatkan malah makin mundur.

Ketika itu, aku memang seperti berada di kawasan kurang tepat. Lalu, semester depan sepertinya wajar enggak ya misalkan aku mengundurkan diri dari organisasi ini? Kalau pun tepat berarti aku harus menyuruh seseorang yang bisa mengontrol. Apapun itu, ketika keadaan diam. Baru deh, sikap ketua yang sebenarnya keluar memperlihatkan kepada orang-orang. Padahal cuma diam sambi melihat ke arah dia, kekesalan diri aku mulai cek-cok.

Namun, entah mengapa sekarang sudah tidak respect padanya? semenjak penggantian ketua dalam fostur tubuh lebih baik dari sebelumnya. Keadaan sekarang organisasi sulit mengontrol, dan bertambah banyak permasalahan yang siap aku hadapi. Uhhh ... semakin hari semakin bingung harus melawan ketua organisasi super menyebalkan, egois, dan tidak menghargai pendapat dari orang sekitar. Yang ada dalam pikiran hanya satu yaitu dia harus menjadi ketua organisasi selamanya.

Padahal sudah tahu bahwa dia kinerja memang sudah tak pantas jadi ketua organisasi ini! Namun, anehnya kenapa mahasiswa-mahasiswa banyak memilih dia menjadi ketua organisasi kembali. Lebih parah lagi aku tak sanggup memberikan tugas berat, dan tugas Kuliah malah meninggalkan. Biar organisasi ini tetap berjalan semestinya. Alhamdulillah, sekali bisa pulang juga, ketika mau perjalanan pulang, ia tiba-tiba cegat di tengah keramaian.

Sudah tahu banyak orang masih saja bahas terkait tadi, seharusnya sadar dong. Memang ketua organisasi sepertimu tak pantas mengelola, kalau dalam hatinya sudah terlanjur sakit hati. Lebih parah misalkan, tetap menjalankan kegiatan yang sudah berlangsung. Coba deh, cek secara sesama apakah ada kemajuan atau tidak? Menurutku sih, sama sekali enggak ada kemajuan. Yang ada malah makin banyak huntang! Sebelum-sebelumnya, sudah ingatkan jangan pernah memijam sesutu yang bukan miliknya.

Apalagi kondisi keuangan sudah menipis, dan bagian-bagian sedang menimpa kebingungan. Meskipun sudah tahu sejak pertama kali Kuliah di sini! Nanti Lusi datang ke sini. Lalu, aktivitas mahasiswa menurutnya kurang berfaedah. Hah ... sudahlah sekarang tak perlu memikirkan hal berkaitan sama Kampus. Setiba GO-JEK aku langsung naik, tanpa menunggu lama meluncur ke kosan berdekatan di kawasan Kampus. Namun, hingga akhirnya tahu kelakuan ketua organisasi.

Ada kaitan sama masa lalu penuh berjiwa kasar, apalagi setahu aku orang tuanya memang menyuruh masuk ke Polisi. Tetapi dia menolak seratus persen! Beberapa hal yang kalian belum ketahui adalah ia seorang pria bertangguh sepenuh hati. Walaupun dalam hatinya sedang galau, malah ada orang sempat-sempat melakukan video biar dirinya malu. Seharusnya, sadar dong apa yang mereka lakukan sangat tidak pantas? Nanti misalkan, kalian terlibat seperti itu. Apakah malu atau tali malaunya sudah putus?

Waw ... mereka paling the best deh, pokoknya aku sangat tidak sepakat mengenai hal ini. Namun, kalau bukan urusan pribadi. Mana mungkin aku bela dia di depan banyak orang? Apalagi ia sudah menyakiti hatiku. Pada saat, sedang berlangsung rapat organisasi. Padahal aku cuma diam, sambi menulis apa yang ia ucapkan? Heh ... malah di marahi dengan alasan kurang masuk akal, "Heh ... loe ngapain melamun di rapat organisa? Tahu enggak sekarang lagi apa?"

"Kalau misalkan, tidak kuat ya sudah keluar saja. Jangan pernah kembali ke organisasi ini! Ingat ya tolong simpan di dalam otak loe!" ujar ketua organisasi. Wish ... okelah! Kalau seperti itu, sekarang tidak berhak ikut campur urusanku sama dia belum selesai. Keinginanku sih, dia cepat sadar bahwa sikap ketua organisai bukan seperti itu. Seiring berjalan waktu akhirnya, aku putuskan mengundurkan diri dari organisasi paling menyebalkan.

Untungnya, aku hanya diam ketika itu. Tetapi anehnya, kemarin aku bertemu dengannya. Sempat berbincang walau hanya sebentar, tapi pembahasan kali ini cukup menarik. Bahkan aku enggak kenal loh, karakter ketua ini seperti apa? Ternyata dalam hatinya masih mempunyai jiwa peduli. Meskipun tak memperlihatkan kepada kita berdua. Padahal mah lihat saja ke orang-orang terdekat, meskipun uangnya tidak seberapa. Namun, sangat berarti untuk mendapatkan pahala di dunia.

"Baru tahu, ia sangat peduli sama kalangan orang-orang sedang kesusahan. Tapi aneh saja sih, selama di Kampus. Kok seakan-akan orang paling menyebalkan, dan harus menuruti perintahnya." ujar Frendy dengan ekspresi bingung lihat ekspresi aslinya.