Chereads / SARI FADILLAH 2 / Chapter 2 - BAB 2 Hari Pertama Kuliah

Chapter 2 - BAB 2 Hari Pertama Kuliah

Bawa hari ini adalah hari pertama aku mulai Kuliah, dan semangat baru untuk bisa mendapatkan ilmu bermanfaat lalu di amalkan kepada orang lain, walau mereka enggak bisa melanjutkan sekolahnya.

Kita sebagai generasi muda harus membantunya supaya anak-anak tersebut mempuyai ilmu, selama hidupku baru kali ini ada siswa yang berusaha mencari uang dengan hasil jualan. Walaupun penghasilannya tidak seberapa tapi siswa tersebut tetap bersyukur.

Kalau aku sudah kerja pasti akan di bantu anak-anak yang tak bisa melanjutkan sekolahnya karena kondisi perekonomian orang tuanya enggak mampu membiayainya.

Setiap orang pasti mempunyai impian, dan cita-cita termasuk anak yang enggak bisa melanjutkan Sekolah, padahal dalam hatinya ingin sekolah sampai Kuliah bisa membahagiakan orang tuanya, impian, dan cita-cita pun tercapai.

Aku sangat senang bisa menempuh pendidikan sampai Kuliah, di luar sana masih banyak orang tidak melanjutkan pendidikan sampai Kuliah. Walaupun kondisi kesehatanku belum sepenuhnya pulih tapi dalam benakku masih tetap semangat menempuh pendidikan untuk menggapai cita-citaku menjadi penulis Buku, dan membuat sebuah Film.

Aku sangat senang kalau ada seseorang selalu ada di sisiku, biar semakin semangat mencari ilmunya. dia enggak bisa berada di sampingku karena masih di Kota Tasikmalaya belum ke Bandung. Setahu aku ia baru kesini pada tanggal 05 September 2017. Soalnya masih cari kosan yang cocok, dan nyaman untuk tinggal di sana.

Sari paling enggak suka ada orang mengganggunya akibatnya bakal selalu menghindar. Aku tahu betul karakternya seperti apa? Selama berada di sampingnya pada waktu masih tinggal di Tasikmalaya. Nah, yang aku tahu Sari memang ramah, baik hati, dan juga selalu memberikan sedekah kepada yatim piatu.

Enggak salah kalau kita melakukan kegiatan positif yang bermanfaat bagi anak-anak tidak bisa melanjutkan Sekolahnya. Aku maupun teman-teman siap mengadakan Sekolah gratis, sebelum itu aku perlu diskusi terlebih dahulu setuju enggak kalau kita mengadakan Sekolah gratis.

Pasti harus membutuhkan biaya yang cukup untuk fasilitas, seperti Bangunan untuk mengajar bagi anak-anak, meja, kursi, alat-alat tulis, buku paket, dan yang lainnya.

Enggak cuma biaya saja kalau bisa ada sponsor juga supaya mempermudah untuk membiayainya, kalau mengandalkan kita pasti bakal lama terwujudnya Sekolah Gratis buat anak-anak. Dalam waktu dekat ini kita akan mengadakan rapat dadakan di sebuah aula, mudah-mudahan saja pacarku bisa ikut sekaligus jadi wakilnya.

Setelah memikirkan kegiatan Sekolah gratis akhirnya aku sudah sampai di Kampus tercinta sesuai namaku Upi, suasana di sini saat menyenangkan mahasiswa-mahasiswi selalu tersenyum kepadaku. Ada juga mahasiswi yang lewat sangat cuek sekali padahal mah biasa saja ikut senyum juga seperti mahasiswi lainnya.

Tak aku sangka yang lewat barusan ternyata Chelsea Putri temanku saat masih SMP, dia belum berubah juga sama sekali apakah ia mempunyai pacara? Itu pertanyaanku untuk dia. Jangan sampai melakukan sesuatu yang membuat para lelaki-lelaki merasa takut kepadanya, mudah-mudahan sih enggak sama sekali ya itulah yang aku tahu mengenai Chelsea Putri.

Aku ingin menyapanya walau waktu tidak tepat lebih baik di tunda dulu, hah... sekarang aku langsung ke kelas mata Kuliah pertama akan di mulai. Selepas masuk kelas aku sempat berpikir kenapa ia tidak mengubah penampilannya seperti perempuan lainnya daripada harus tomboy.

Selesai mata Kuliah pertama lalu di lanjut ke mata Kuliah kedua. Nah, yang aku tunggu akhirnya akan segera tiba. Keadaan seperti ini membuatku mengingat kembali masaa-masa SMA dulu, tapi sudah saatnya aku harus menghapus kenangan bersama teman-teman. Kita harus memikirkan tujuan hidup ke depannya seperti apa? Setelah lulus Kuliah nanti.

Aku sih sudah ada rencana setelah lulus nanti yang pertama ingin punya perusahaan sendiri, kedua ingin jadi penulis Buku, dan terakhir membuat sebuah Film. Tapi untuk menulis buku maupun Film membutuhkan proses yang cukup panjang supaya hasilnya bagus, kalau buru-buru nanti hasilnya tidak akan bagus.

Sedangkan sekarang kan sudah Kuliah jadi enggak ada waktu lagi untuk bikin sebuah Buku karya sendiri.

Misalkan bisa buat sebuah Buku karya sendiri waktunya cuma pas libur Kuliah, itu juga kalau aku enggak ada kegiatan di luar Kampus. Kecuali kalau aku bisa membagi waktu mengerjakan tugas Kuliah sambil membuat Buku karya sendiri.

Tidak ada keraguan bagi aku mengerjakan semua itu bisa terjadi kapan pun pada saat Kuliah, kerja, atau apapun yang penting dalam hatinya ada niat itu yang paling utama. Kalau enggak ada niat sama sekali otomatis enggak bakal ada kemajuan dalam hidupnya.

Yang membuatku semangat bikin karya sendiri ada sosoknya. Namun, aku tidak bisa menyebutkan siapa sosok tersebut? Pasti kalian juga sudah pada tahu siapa sosoknya? Malah sudah terkenal di kalangan remaja maupun dewasa terutama karya Bukunya sudah di Filmkan.

Motivasi membuat sebuah Buku karya sendiri tapi akan berbeda sama penulis yang sudah terbit, punya aku sendiri bakal ada nuansa baru dalam pembuatan ceritanya.

Aku hanya bisa berkhayal dulu sebelum benar-benar ingin buat Bukunya, lagian belum ada ide cerita seperti apa? Perlu waktu yang lama memikirkannya sepanjang hidupku. Enggak akan buru-buru juga buat sebuah karya yang bagus itu prosesnya sangat panjang hasilnya nanti bakal bagus, dan pastinya yang baca juga bakal puas. Misalnya buat sebuah karya sendiri secara terburu-buru nanti hasilnya pun bakal enggak bagus malah pembaca pun bakal tidak puas lihat hasil karya sendiri.

Nah, ini nih yang paling utama bikin sebuah karya harus karena Allah, tak lepas dari itu yang ada dalam pikiranku hanyalah bagaimana cara buat karya kesannya bakal bagus? Buat covernya pun harus sekreatif mungkin.

Hah... tak usah di pikirkan masalah begitu mah yang paling penting isi dalam Bukunya terdapat banyak manfaatnya, contohnya seperti kehidupan di dunia mau kemana arahnya? Apakah mengikuti jalan yang lurus? Atau mengikuti jalan yang sesat? Setiap orang berbeda-beda tujuan arahnya mau kemana. Paling bagus sih kalian harus memilih jalan yang lurus dan di ridhoi Allah SWT.

Tapi yang perlu kalian tahu bahwa hidup hanya sekali jangan membuang-buang waktumu hanya sekedar mencari dunia saja tapi bekal ke akhirat juga perlu, terserah mau dilaksanakan atau tidak yang penting sudah mengingatkan kepada kalian semua.

Selesai mata Kuliah kedua aku mulai berpikir apa yang sudah di terangkan oleh dosen, membuatku termotivasi melakukan kegiatan yang mengandung positif contohnya seperti bakti sosial, memberikan sembako ke warga yang kurang mampu dengan ikhlas supaya mendapatkan pahala untuk bekal ke akhirat nanti.

Harus memperbanyak amal Sholeh, tidak tahu detak jantung akan berhenti kapan? Apakah masih muda seperti kita? atau pada saat kita sudah dewasa hanya Allah yang tahu. Jangan sungkan kalau ada orang minta tolong kita bantu.

Tapi apakah yang minta tolong itu benar-benar kesusahan mencari uang buat kehidupan sehari-hari, kita juga enggak akan pernah tahu perihal ini. kalau masih ada orang melakukan penipuan secara tidak halal, itu bakal enggak barokah nantinya mencari uang seharusnya dengan cara yang halal.

Aku masih punya waktu sekitar 1,5 jam lagi sambil menunggu azan zuhur tapi masih Masjid sekitar sini di mana ya? Sampai akhirnya ada orang menemui pada saat aku sedang kebingungan cari Masjid sekitar Kampus, "Assalamualaikum, akang cari apa?" tanya Bapak Wahyu sambil tersenyum kepadaku.

"Wa'alaikumsallam, lagi cari Masjid Pak." ucap Upi senyum juga. Walaupun entah dari mana muncul Bapak ini secara tiba-tiba langsung mengucapkan salam kepadaku, kalau dari paras wajahnya sampai kakinya sopan sekali terus pakaian juga rapi sekali sepertinya Bapak mau ke Masjid nih.

"Oh! Di sebelahnya sana nama Masjid Al-Furqon UPI dekat Gedung Achmad Sanusi Bandung." ucap Bapak Wahyu nada bicaranya lembut sekali. Membuatku nyaman saat mengobrol dengannya, tapi kalau terus bicara bakal enggak ke buru ke Masjidnya. Soalnya sejak dulu sebelum Azan berkumandang biasanya aku sudah di Masjid.

"Hmmm... oke terima kasih Pak," ucap Upi dengan nada bicaranya lebih sopan. Tak berselang lama Bapak yang telah diberitahu meninggalkan aku, "Ya sama-sama akang," ucap Bapak Wahyudin sambil menoleh ke arah Masjid.

Walaupun jalan ke Masjid enggak bersama tapi aku sudah lega sudah menemukan Masjidnya. Nah, dalam perjalanan aku ketemu lagi sama Chelsea Putri tapi dia enggak menyapaku pada saat ketemu di jalan, apakah Chelsea sudah lupa sama aku teman SMP? Seburuk apa pun watak dia tapi ada sisi baik dalam dirinya yaitu suka bercanda, dan paling rajin datang ke Sekolahnya.

Namun, untuk sisi buruknya aku enggak berani untuk ceritakan semuanya, biasanya sebelum Shalat Zuhur aku iseng jahil Chelsea sembunyi tas ke dalam tong sampah. Pada akhirnya ia menyadari bahwa tasnya enggak ada di kelas, malah sampai tanya ke sahabatnya kalau enggak salah namanya Karin selalu bersama keadaan suka maupun duka keduanya saling melengkapi.

Semenjak ketemu teman lamaku langsung mengingat masa lalunya tak pernah kulupakan kejadian itu pernah sembunyikan tas ke dalam tong sampah, sampai sekarang pun Chelsea enggak tahu siapa yang sembunyikan tasnya.