Doar...doar...
Bunyi petir menggelegar, seketika itu pernyataan Vanya serasa menyambar hati Mira. Rasanya sakit sekali, bahkan lebih sakit dar tersayat pisau dapur.
'Apa aku yang begitu bodoh karena terlalu banyak berharap? ataukah aku yang begitu ceroboh karena mencintai pria dengan mudah. Bukankah cinta itu harus saling memiliki, jika itu tidak terjadi, itu bukan cinta, tapi kebodohan. Bodoh karena aku tahu aku bukan tipe wanita Arga, tapi aku masih saja berani mencintainya. Tuhan, tolong aku! rasanya begitu sakit!'
"Mira, apa kau baik-baik saja? aku mohon dengarkan penjelasanku dulu!" kata Arga mencoba menenangkan Mira.
"Apa yang akan mau jelaskan kepada Mira, ingat kita belum putus, aku tak pernah mengiyakan saat kau ingin mengakhiri hubungan ini. Jadi Mira, jangan pernah kau ganggu Arga lagi, dia masih kekasihku!" gertak Vanya
"Mir, dengarkan aku. Aku sudah memutuskan hubungan dengan Vanya. Tapi dia masih tetap menyangkal! Aku benar-benar...."