Aku tahu sekarang ada batasan. Aku menyadarinya. Terkadang ini terasa aneh, tapi harus bagitu. Aku sudah putus darimu, jadi kini ada batasan baru. Aneh, tapi aku harus menerima. Ini pilihanku, tulis Bianca di buku diarynya pada suatu sore.
Sudah 1 bulan setelah ia putus dari pacarnya, Rio. Akan tetapi Rio tak pernah hilang dari benaknya. Bukan, bukan karena Bianca masih menyukainya. Bahkan sekarang ia menemukan alasan untuk membenci cowok itu. Rio adalah cowok pintar dan tidak kekanak-kanakan, itu sebabnya dulu Bianca menyukai Rio dan sampai berani mengungkapkan perasaannya. Tapi semua itu sekarang mulai tak masuk pada akal Bianca.
Ia merasa bodoh karena berpacaran dengan alasan yang kurang kuat yang sekarang bahkan tak ada apa-apanya di mata Bianca. Semua itu bagaikan debu. Terkadang ia jijik pada dirinya sendiri karena telah berpacaran. Dulu dia berkata tidak akan pacaran sebelum SMA, tapi ucapan anak polos itu adalah dusta sekarang. Bianca berharap dia punya pengalih perhatian.