"Halo Willy. Bisakah kau kemari?"
"Bukankah kau yang akan mengantar Kania pulang?"
"Kania sedang marah kepadaku. Kemarilah!"
"Baik aku akan segera kesana!
Miko menutup ponselnya. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Viona begitu licik. Bahkan ia telah membeberkan ke publik bahwa acara pertunangan berjalan lancar.
"Haisst benar-benar bedebah" umpat Miko kesal.
Miko duduk di depan kamar di mana Kania di rawat. Ia tidak mungkin membiarkan Kania sendiri begitu saja, Miko masih menunggu kedatangan Willy. Entah apa yang ia rasakan, yang jelas Miko ingin menjelaskan kebenarannya. Namun kali ini bukanlah waktu yang tepat, Kania masih di balut dengan amarahnya.
Beberapa menit kemudian, Willy telah sampai di rumah sakit.
"Hei, kenapa kau di sini?"
"Aku menunggumu datang, tidak mungkin aku meninggalkan Kania begitu saja. Masuklah, dokter baru saja memeriksanya. Kania sudah di ijinkan untuk pulang!"
"Baiklah. Aku akan mencoba berbicara kepadanya, tentang kebenarannya"
