Bryan menatapku dengan penuh kehangatan sekaligus kebingungan, aku tak mau sampai Bryan tahu, akan rasa galauku ini. Aku pun mencari cara supaya bagaimanapun caranya aku harus batalkan pernikahan ini, aku tak mau menatap wajah Rendi lagi. Aku pun menelpon Ibu, dan aku ungkapkan semuanya akan rasa tak inginku untuk menyetujui pernikahan adikku.
"Bu, jangan gampang percaya lah sama cowok yang baru kenal sama si Resti, masa kenal seminggu udah ngajak nikah!"
"Kamu toh kenapa sih? Dia anaknya baik"
"Namanya juga laki-laki bu!"
Aku semakin mendesak ibuku agar memikirkan lagi rencana pernikahan adikku, tak lama kemudian aku menapat email dari Resti.
"Kakak, kenapa sih? Cuma karena Andra adiknya Rendi, kakak maksa-maksa Ibu supaya batalin pernikahan aku, ga adil kak! Lagian, kak Rendi uda ikhlas ko ngelepasin kakak!"