Entah kenapa sore ini sepertinya cuaca sangat enggan bersahabat. Langit yang tadinya berwarna biru seketika menjadi kelabu. Hembusan angin sepoi-sepoi berubah menjadi sedikit kencang. Revan tetap berdiri di depan jendela kaca kamarnya. Sesekali menatap keluar dan menunggu datangnya hujan.
Sekilas bayangan Kania muncul saat ia menikmati rintik hujan dan menanti hadirnya pelangi. Tapi angan itu seketika pudar, saat Revan sadar, ada Miko di sebelah Kania. Bahkan ia tidak tahu, sampai kapan ia akan memendam rasa itu. Rasa cinta yang luar biasa. Tiba-tiba ponsel Revan berdering. Ada sebuah panggilan masuk, ia pun segera mengangkatnya.
"{Hallo? Apa sudah ada info?? Saya sudah membayarmu mahal. Jangan sampai mengecewakan!!!}"
"{Sudah mas Revan. Laki-laki yang menikah dengan bu Sarah adalah pak Wijaya. Direktur dari Wijaya Groub. Beliau adalah ayah tiri mas Revan}"
"{Apa???}"