Bagaimana tidak? di sebelah sisi Kirinya ada Miko, dan sebelah kanannya ada Willy. Kania benar-benar merasa canggung saat berada di sebelah Miko. Entah ia harus merasa bahagia atau sedih. Bahagia karena pria yang di cintainya ada di sebelahnya. Sedih karena pria yang di cintainya akan bertunangan dengan wanita lain.
Kania menghela nafasnya, ia tidak ingin memikirkan hal itu. Kali ini ia ingin fokus menonton film, karena film ini adalah film yang sudah lama di tunggu Kania.
Beberapa menit kemudian film pun mulai diputar. Kania mulai menghayati kisah di film romantis itu. Sebuah pengorbanan untuk mempertahankan hubungan cinta mereka, di mana sang pria adalah anak seorang CEO, sedangkan wanitanya adalah anak pemilik warung. Tentu saja hubungan mereka tidak di restui oleh keluarga pria, sehingga berbagai macam teror dan cobaan di terima sang wanita hanya karena ingin memperjuangkan cintanya.