Jangan nangis." Tangan kecil nan pucat itu menghapus air mata yang turun deras di pipi pria di depannya.
"Aku nggak pergi." Wanita yang berstatus istrinya itu mencoba meyakinkan.
Netra pria itu memerah, bahkan melihat pemandangan cantik sang istri menjadi sedikit memburam. Pria kuat itu lemah jika melihat itu.
"Aku nggak bisa jaga Alin," lirihnya memegang tangan Ayra, "tetap disini."
Ayra menggeleng, sambil menampilkan senyum tipis. "Kamu bisa, malaikat kecil kita butuh kamu."
"Butuh kamu juga," gumam Alvino menahan tangisannya agar tidak pecah.
"Aku mencintaimu, dan akan aku bawa cinta ini menuju keabadian," ucap Ayra memeluk tubuh tegap Alvino. Mengusap rambut suaminya dengan lembut.
Tiba tiba dekapan itu hilang. Seketika, Alvino menangis kencang. Meneriaki nama Ayra untuk kembali.
Semua tentang masa SMA bersama istrinya hilang begitu saja. Dibawa oleh Ayra yang tega meninggalkan Alin.