Hampir dua jam. Aku duduk di bangku taman segi panjang yang hanya terbuat dari semen di samping pohon Akasia. Menunggu. Berharap seseorang yang ku puja itu datang menemuiku disini, seperti janjinya.
Udara kering mulai menggerogoti jalan, sementara kegelisahan mulai meyerangku. Aku harus mengambil nafas berulang kali agar aku bisa tenang dan mengambil kesejukan dari pohon Akasia.
Aku beranjak dari tempat duduk segi panjang. Lalu berjalan menuju kolam ikan. Airnya yang jernih memperlihatkan lumut-lumut hijau yang tumbuh di sisi dan dasar kolam. Hijau lumut-nya begitu cerah. Tampak lumut-lumut hijau itu sangat senang bisa hidup bersama dengan ikan-ikan mas. Ikan mas oranye mengatup-ngatupkan mulutnya dengan sangat lucu.
Langit sudah menjadi kuning keemasan. Dan hawa panas mulai mereda. Aku terduduk sendiri di ayunan merah. Mengayunkannya perlahan-lahan sambil memandang kosong ke arah kolam ikan di samping ayunan. Sampai kapan aku harus menunggu?