"Ibu, bangunlah! Ibu aku mohon!" teriak Willy. Air matanya pun terus mengalir.
"Pak tolong cepat, ibuku sedang sekarat! tolonglah cepat sedikit!" teriak Willy kepada sopir ambulan.
Beberapa menit kemudian, ambulan itu telah sampai di rumah sakit. Dengan cepat Willy dan beberapa petugas medis mendorong ranjang Arini menuju ruang gawat darurat.
"Dokter, tolong selamatkan ibu saya!" pinta Willy ke dokter yang menangani ibunya.
"Tenanglah kami akan segera memeriksa pasien!" terang dokter tersebut.
Willy menurut, ia pasrah. Namun Willy kembali mengingat pesan ibunya, untuk menjaga Kania dan ibunya. 'Kenapa ibu berpesan seperti saat ayah akan meninggal? jangan-jangan?' batin Willy semakin khawatir.