"Kania, ayo pergi! dia tidak akan mengatakan apapun kepadamu!" ajak Willy sedikit memaksa.
Namun Kania masih diam mematung, ia enggan untuk pergi. Kania masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Miko benar-benar tega melakukannya.
"Kania sedang melihat kita, kau puas?" bisik Miko dengan tatapan tajamnya.
"Memang ini yang aku mau, melihat kalian berdua terpisah!" terang Viona dengan senyuman liciknya.
"Kania, ayo pergi! apa kau tidak tahu dia sudah melukaimu, kenapa kau masih saja diam di sini? apa kau bodoh?" teriak Willy lantang.
Seketika semua mata tertuju kepada mereka berdua saat Willy menggertak Kania dengan lantang, akan tetapi Willy tidak bermaksud seperti itu. Ia hanya ingin menyadarkan Kania, namun ia kelewatan dan terpaksa menggertak Kania.
Kania menatapi Willy dengan mata berkaca-kaca, sungguh gertakan Willy telah melukainya. Namun Kania hanya diam, tanpa berkata apapun.
"Ka-Kania maaf, aku tidak bermaksud menggertakmu, aku hanya..."