Mentari telah pergi meninggalkan pagi, hanya rembulan yang menghiasi langit kelam malam. Sunyi, sepi namun ku tetap di sini menatap langit dari balik jendela bilik. Lama kutatap rembulan malam namun semakin kutatap semakin kulihat wajah Zakia.
Zakia adalah temanku sekelas saat kuliah, aku sadar beberapa hari ini bahkan bulan dia telah menempati ruang di sisi hatiku sedikit menggeser Nabila. Aku sangat mencintai Nabila karena dia adalah tunanganku namun ku juga tak sanggup menepis bayang Zakia. Entah mengapa hatiku tak mampu menolak senyum manisnya dan penurutnya. Dibanding Nabila, Zakia lebih menurut padaku namun ia tak sepintar Nabila. IP nya per semester selalu di bawahku sedangkan Nabila selalu mendapat 3,70 di setiap semesternya.