"Aku tidak bercanda, tidak ada gunanya." Aku membangunkan tubuhku dan menatap orang yang bernama Dindra itu, "Kau pasti berbohong, mana mungkin orang yang semalam bersamaku tiba-tiba meninggal! Berhenti mempermainkanku!"
"Kau pikir aku bermain dengan kematian seseorang?! Kau hanya bermimpi semalam, selama ini kau terlalu sulit untuk hidup di dunia nyata, dan kau.."
"
Plakk!
Aku menampar wajahnya. Air mata sudah memenuhi wajahku, "Omong kosong,"
Lelaki itu menghela napas panjang, lalu mengarahkan tatapannya padaku, "Bisakah.." suaranya terdengar bergetar di tengah air mata yang terus bercucuran di wajahnya, ia meraih tanganku dan menggenggamnya erat, "Bisakah kau untuk tidak membuatku gila, Jane." aku melihat betapa hancurnya ia di hadapanku.