'Miko ketahuilah, jika aku meyuruhmu pergi, sebenarnya aku tidak benar-benar ingin melakukan itu. Aku hanya belajar untuk membencimu, agar aku tidak terlalu bergantung padamu' batin Kania sembari menaiki bus yang sudah berhenti di depannya.
Miko memejamkan matanya dan memegangi keningnya. Ia merasa benar-benar kacau. Kali ini Kania sepertinya sedang tidak bermain-main dengan sikapnya. Hanya karena Viona yang mengancamnya, Kania kini lebih memilih untuk menjauhi Miko.
Ponsel Miko berdering, dan itu panggilan dari Willy. Miko segera mengangkat teleponnya,
"Bagaimana dengan Kania, apa kau berhasil membawanya bertemu ibunya?"
"Tidak, bahkan menatap wajahku saja dia tidak mau!"
"Baiklah, aku akan membantumu besok!"
Miko menutup ponselnya dan menyalakan mobilnya, ia berniat mengikuti bus yang di tumpangi Kania. Miko ingin memastikan Kania akan baik-baik saja sampai di rumahnya.
...