Semua mata mengarah padanya, pada seorang gadis yang berpenampilan sangat sederhana dan apa adanya, polesan make up yang tadi sempat digunakannya terlihat telah terhapus oleh keringat yang dari tadi terus disekanya dengan tissue. Dia tersenyum pada semua mata tersebut tapi mereka hanya membalas dengan senyuman tipis dari salah satu sudut bibir mereka, yang kadang lebih terlihat seperti cibiran bukan senyuman.
"Ajeng" Seorang wanita yang berpakaian sangat cantik dan elegan, menyapa wanita itu dengan namanya. Kontan hal tersebut membuat semua mata tak bergeming dari sosok wanita sederhana yang bernama Ajeng itu. Ajeng membalas sapaan itu dengan senyuman yang sangat manis, lalu langsung mengikuti wanita cantik tersebut.
"Harusnya kamu bilang kalau kamu jadi datang"
"Aku cuma takut jadi malu-maluin kamu saja La"
"Kita ini sahabat Jeng, aku bisa mempersiapkan yang lebih baik untukmu jika kamu bilang lebih dulu."
"Maafkan aku ya La"