"Kamu benar, aku memang bodoh, bahkan sangat bodoh. Apalagi aku tak bisa mengontrol hatiku sendiri. Oleh karena itu, aku bodoh telah mencintaimu."
"Siapa yang kamu salahkan? Kamu mau menyalahkan Tuhan? Dia yang telah menganugerahkan cinta kepadamu. Dia lebih tahu segalanya dan Dia lebih tahu semua tentang diriku dan dirimu."
"Setidaknya bukan lelaki angkuh seperti kamu yang Dia berikan untukku."
"Apa yang kamu tahu tentang diriku? Kamu tak tahu apa-apa Dewi. Yang jelas aku punya alasan untuk semua itu."
Dia beranjak dari tempat duduknya sambil berpamitan, "Aku harus pergi, nanti malam aku tunggu di acara nanti malam."
Sebelum ia pergi, Kania menatap wajahnya dan ia menyuguhkan senyum termanis sepanjang sejarah. Lalu ia pergi.
Sementara itu, Kania masih diliputi pertanyaan besar, "Apa arti senyumannya itu? Mengapa ia mengundangku ke acara musik yang sudah pasti aku kunjungi?"
"Penampilan selanjutnya dari siswa kelas XII IPS 2. Marilah kita sambut, Jeremico Leven!"