Atas rasa tak nyaman itulah yang membuatnya meremas jari-jemari. Sekali lagi Kiara tampak menggigit bibir bagian dalam sebelum melanjutkan kalimat. "Em, bisakah aku meminta bantuanmu untuk mencari informasi mengenai, Calvino?" Lirihnya pada kata terakhir.
--
Hembusan nafas lelah mengiringi deru nafas Justin. Tak pernah dia sangka bahwa Kiara Larasati masih saja terjebak ke dalam masa lalu. Ingin rasanya menolak keras keinginan wanita itu, akan tetapi yang dia lakukan justru sebaliknya. Di genggamnya jemari lentik dengan penuh kelembutan, sesekali memberinya remasan seolah berkata. Tidak perlu khawatir, Kia. Aku yang akan mencari informasi mengenai Calvino untukmu.
Seulas senyum langsung tersungging di bibir ranum. "Terima kasih, Justin. Kau memang sahabatku yang paling baik."
Bermanjakan pada senyuman terbaik yang mampir di bibir ranum telah membuat hati Justin disergap rasa bahagia. "Jika aku boleh bertanya, kenapa kau mencari tahu tentang, Mr. Calvino?"