Kesedihan yang datang menerpa dan juga kehancuran yang terjadi di dalam hidupnya adalah kesalahan diri sendiri. Jadi, tidak sewajarnya melibatkan orang lain termasuk juga dengan sahabat tercinta, Calista Earle Kafeel.
--
Earl Mansion
Ditatapnya sang kakak dengan tatapan tajam mematikan. "Apakah kau yakin tidak mau mendampingiku ke Spanyol?"
Yang ditatap balik menghujaninya dengan ketajaman penuh. "Bukankah sudah ku katakan, banyak urusan yang harus segera ku selesaikan."
Calista berdecih. "Urusan apa?"
"Bukan urusanmu."
"Ya, kau benar." Calista mendekatkan wajahnya berselimut tatapan tajam mematikan. "Segera bereskan kekacauan yang telah kau ciptakan."
"Jaga bicaramu, Calista Earle Kafeel. Kekacauan yang terjadi bukan atas ulahku melainkan jebakan wanita hina, Lenata. Satu hal yang harus kau tahu bahwa Putra Kafeel bukan lelaki rendahan." Penuh penekanan pada kata terakhir.