"Ini sudah larut malam. Lebih baik kita pulang. Kau juga harus beristirahat."
Calista langsung merajuk dengan sangat manja. "Tetapi aku masih ingin di sini."
Uh, kalau seperti ini. Bagaimana aku bisa ke apartement, Manis-ku. Batin Calvino.
--
Meskipun pemandangan di depan sana tampak indah memanjakan mata. Akan tetapi tidak dengan Calvino. Wajah tampan tampak gusar sehingga memaksa Calista melayangkan pertanyaan. "Apa yang sedang mengganggu pikiran mu, huh?"
Yang ditanya tampak menolehkan wajahnya berpadukan dengan seulas senyum yang terkesan dipaksakan. "Apa maksud mu?"
"Pertanyaan tidak dibalas pertanyaan!" Geram Calista.
"Dasar bodoh!" Menjitak kepala sang adik tercinta. "Tidak ada yang mengganggu pikiran ku. Kemarilah, dan lihatlah pemandangan di sana itu sangat indah." Merengkuh kepala Calista kemudian menyandarkannya ke dalam pundak kekar.