"Jujur, baby. Aku tak bisa percaya ini." Dirangkumnya pipi putih mulus. "Kau sangat dewasa, lembut, bijaksana, pengertian, dan pastinya penyabar. Aku tidak salah memilih mu sebagai wanitaku, wanita yang akan menjadi calon ibu dari Anak-Anak ku."
--
Kiara tersentak, ia sama sekali tidak percaya dengan kalimat yang baru saja menggelitik pendengaran. Aku sedang tidak bermimpi kan? Batinnya dengan menepuk-nepuk pipinya sendiri.
Paham dengan yang dirasakan oleh wanita tercinta. Dia pun langsung menepis lembut jemari lentik. "Jangan dipukul-pukul seperti itu, baby. Pipi-mu bisa memerah."
Diusapnya pipi Kiara dengan penuh kelembutan. "Ini sudah larut malam, sudah waktunya kau istirahat. Ayo, turun."
Dengan penuh kelembutan membukakan pintu mobil sembari mengulurkan sebelah tangan. "Hati-hati, pelan-pelan saja."
"Lebih baik kau segera pulang. Kau juga harus istirahat. Aku bisa ke atas sendiri."