"I love you too." Jawab Kiara malu-malu berselimut semburat merah di pipi.
"Jagalah selalu bibir ini." Menyentuh lembut bibir ranum. "Untukku. Ya, hanya untukku. Dan jaga ini," menyentuh lembut dada Kiara. "Jaga ini untukku juga, karena hati mu, jiwa mu, dan apapun yang melekat kuat di dalam dirimu adalah milikku."
--
"Aku bukan barang yang bisa dimiliki seenaknya."
"Aku tahu itu. Berjanjilah satu hal untukku!"
Siluet hitam menggeliat penuh tanda tanya. "Apa itu?"
"Berjanjilah untuk selalu menjaga apa pun yang melekat kuat di dalam dirimu. Karena itu adalah milikku. Hanya aku yang boleh menyentuhnya. Ketahuilah satu hal bahwa aku tidak suka apa pun yang sudah menjadi milikku didekati apa lagi disentuh oleh orang lain. Jika hal itu sampai terjadi maka, Jangan pernah menyalahkan ku jika aku melenyapkannya tepat di depan mata mu!"
"Haruskah kau mengancamku?" Sinis Kiara berpadukan tatapan tak suka.
"Jangan salah paham. Ini bukan ancaman melainkan peringatan."