Amarah Calvino semakin tidak terbendung sehingga mencengkeram rahang Lenata dengan sangat kuat. "Kau boleh menghinaku sepuas mu. Tetapi jangan pernah menghina keluarga Kafeel terutama orang tuaku. Wanita hina seperti mu tidak pantas mengomentari keluarga terpandang." Desisnya berpadukan dengan sorot mata nyalang senyalang tatapan Iblis Lucifer ketika ingin memuntahkan amarahnya.
--
Tak kuasa menahan rasa sakit telah mengiringi air mata menetes membasahi pipi mulus.
Cih, dasar air mata buaya. Gumamnya dalam hati. "Hapus air mata mu ini, Nona Lenata. Semua ini sudah tidak berpengaruh lagi bagiku." Penuh penekanan pada kata terakhir.
Kau benar - benar berubah sangat kejam, Vin. Bahkan aku tak lagi mengenali mu. Batin Lenata sedih.
Bermanjakan air mata yang semakin mengucur deras telah membuat cengkeraman terlepas. Calvino melenggang keluar ruangan dengan membanting keras pintu dibelakangnya.