"Siapa bilang bahwa kau bukan siapa - siapa? Kau adalah wanitaku." Menggenggam jemari lentik kemudian membawanya pada bibir kokoh. Dikecupinya jemari lentik tersebut dengan penuh kelembutan. "I love you."
--
Ditatapnya wajah cantik dengan penuh kelembutan seolah memintanya untuk membalas ucapan cintanya. Sayangnya, hingga sepersekian detik suara merdu itu pun tak juga memenuhi pendengaran.
Kecewa? Tentu saja!
Kini, manik coklat menggeliat penuh rasa entah apa itu namanya yang jelas tak lagi menyilau penuh binar - binar bahagia.
Satu hal yang dia fikirkan bahwa ciumannya tak berarti apa – apa.
Jadi, kau menganggap yang kita lalui ini biasa – biasa saja, Nona Kia. Tetapi kenapa ciuman mu terasa nyata. Dapat ku rasakan bahwa di dalam ciuman mu penuh dengan perasaan dan aku sangat yakin bahwa kau juga memiliki perasaan yang sama. Gumam Calvino berpadukan dengan tatapan yang tak biasa.