Pertemuannya dengan sang billionaire telah membuat Kiara Larasati merasakan hal berbeda. Entah apa yang terjadi padanya saat ini, yang jelas degup jantung tak juga berhenti berdetak setiap kali mengingat manik coklat yang menghujaninya dengan tatapan yang hanya Kiara – Calvino yang tahu.
"Em, Nona Kia. Saya perhatikan semenjak selesai meeting dengan Fulton Company. Anda lebih sering melamun. Apakah Anda telah dimarahi oleh, Nona Earl."
Kalimat yang baru saja mengusik pendengaran telah membuat tatapan Kiara kian menajam, bersamaan dengan itu mencondongkan wajahnya ke depan. "Dengarkan saya, Nona Moi. Anda di sini dibayar dengan sangat mahal untuk bekerja dan bukan untuk mengamati keadaan sekitar."
Moi langsung menundukkan wajah tidak kuasa dilempari tatapan tajam mematikan dan juga kata - kata sarkastik yang terdengar tajam setajam mata pedang yang ditancapkan secara langsung ke jantungnya.
"I am sorry." Sembari menundukkan wajah berselimut tatapan bersalah.