Suara bariton telah menyeretnya dari rasa tak percaya. Oh My God, jadi benar bahwa lelaki yang sedang berdiri di hadapanku ini, Calvin.
--
Bermanjakan pada wajah Kiara yang masih saja diliputi keterkejutan telah mengiringi senyum geli mengukir di bibir kokoh, bersamaan dengan itu langsung melenggang masuk. Calvino berdiri tepat di sebelah Kiara berpadukan dengan ekor mata tak pernah lepas dari wajah cantik. Sementara itu yang ditatap merasa tidak nyaman sehingga membuang tatapannya ke arah lain.
Apa-apaan ini. Jadi, kau sengaja menjebakku dengan mengatasnamakan, Earl. Licik, kau memang laki-laki yang sangat licik, Vin. Geram Kiara dengan dada naik turun menahan luapan amarah.
Ia masih saja membuang tatapannya ke arah lain sehingga memaksa jemari kekar terulur menekan dagu ramping membawa kecantikan dengan sejuta pesonanya tersebut kembali memanjakan mata. "Aku di sini, tidak seharusnya kau alihkan tatapanmu ke arah lain."