Tidak tahan berada di sana. Bram langsung melenggang begitu saja berselimut luapan amarah yang kian bergemuruh hebat.
--
Sang dokter tampak memasang senyuman terbaiknya. "Bagaimana keadaan Anda, Mr. Calvino?"
"Seperti yang Anda lihat. Saya cukup baik."
"Anda adalah pria yang sangat tangguh."
Calvino tersenyum tipis, sangat tipis hingga sang dokter saja tidak tahu bahwa dia sedang tersenyum. "Bukankah sebagai lelaki sudah seharusnya seperti itu, tangguh pada rasa sakit, baik secara psikis maupun … " Calvino sengaja menjeda kalimat berselimut hembusan nafas berat yang dibuang secara perlahan.
Sang dokter dibuat bertanya-tanya hingga mengernyit. "Jangan bilang bahwa-"
"Silahkan dilanjutkan pemeriksaannya, dokter." Potong Calvino cepat. Jujur, dia tidak mau terlibat ke dalam obrolan yang hanya akan menyulut ke dalam amarah.